.
Home » , » Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

a.Latar Belakang
belakangan ini penelitian tindakan kelas ( ptk ) makin jadi tren untuk dikerjakan oleh beberapa profesional sebagai usaha pemecahan masalah serta peningkatan mutu di beragam bidang. pada awalnya, ptk, ditujukan untuk melacak jalan keluar pada masalah sosial ( pengangguran, kenakalan remaja, dan sebagainya ) yang berkembang di penduduk pada waktu itu. ptk dikerjakan dengan dimulai oleh satu kajian pada masalah tersebut dengan sistematis. perihal kajian ini lantas jadikan dasar untuk menangani masalah tersebut. didalam sistem proses gagasan yang sudah disusun, lantas dikerjakan satu observasi serta evaluasi yang digunakan sebagai masukan untuk lakukan refleksi atas apa yang berlangsung pada step proses. hasil dari sistem refeksi ini lantas melandasi usaha perbaikan serta peryempurnaan gagasan tindakan selanjutnya. tahapan-tahapan diatas dikerjakan berulang-ulang serta berkaitan hingga satu mutu kesuksesan spesifik bisa terwujud.



didalam bidang pendidikan, terutama aktivitas evaluasi, ptk berkembang sebagai satu penelitian terapan. ptk amat berguna untuk guru untuk menambah mutu sistem serta hasil evaluasi di kelas. dengan melaksanakan tahap-tahap ptk, guru bisa mendapatkan jalan keluar dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan hanya kelas orang lain, dengan mengaplikasikan beragam macam teori serta tehnik evaluasi yang relevan dengan kreatif. disamping itu sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tak perlu mesti meninggalkan siswanya. lantas ptk adalah satu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. dengan melaksanakan ptk, guru memiliki peran ganda : praktisi serta peneliti.

b. kenapa penelitian tindakan kelas mutlak ?

ada sebagian alasan kenapa ptk adalah satu keperluan untuk guru untuk menambah profesional seorang guru:
ptk amat kondusif untuk membuat guru jadi sensitif tanggap pada dinamika evaluasi di kelasnya. dia jadi reflektif serta gawat pada kerjakan. apa yang dia serta muridnya
ptk bisa menambah kinerja guru hingga jadi profesional. guru tak akan sebagai seorang praktis, yang telah jadi senang pada apa yang ditangani sepanjang bertahun-tahun tanpa ada usaha perbaikan serta inovasi, tetapi juga sebagai peneniliti di bidangnya.
dengan melaksanakan tahapan-tahapan didalam ptk, guru dapat melakukan perbaikan sistem evaluasi melewati satu kajian yang didalam pada apa yang pada apa yang berlangsung di kelasnya. tindakan yang dikerjakan guru hanya didasarkan pada saatlah aktual serta faktual yang berkembang di kelasnya.
proses ptk tidak menggangu tugas pokok seorang guru dikarenakan dia tak perlu meninggalkan kelasnya. ptk adalah satu aktivitas penelitian yang terintegrasi dengan proses sistem evaluasi.
dengan melaksanakan ptk guru jadi kreatif dikarenakan senantiasa dituntut untuk lakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi serta adaptasi beragam teori serta tehnik evaluasi dan bahan ajar yang dipakainya.
penerapan ptk didalam pendidikan serta evaluasi mempunyai tujuan untuk melakukan perbaikan serta atau menambah mutu praktek evaluasi dengan berkaitan hingga meningkatan mutu hasil instruksional ; mengembangkan keterampilan guru ; menambah relevansi ; menambah efisiensi pengelolaan instruksional dan menumbuhkan budaya meneliti pada komune guru.

c. hakikat penelitian tindakan kelas

penelitian tindakan kelas ( ptk ) pertama kali diperkenalkan oleh pakar psikologi sosial amerika yang bernama kurt lewin pada th. 1946. inti ide lewin inilah yang setelah itu dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti stephen kemmis, robin mctaggart, john elliot, dave ebbutt, dan seterusnya.

ptk di indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. oleh sebab itu, hingga saat ini keberadaannya sebagai di antara type penelitian tetap kerap jadikan pro serta kontra, terlebih bila dihubungkan dengan bobot keilmiahannya.

type penelitian ini bisa dikerjakan di dalam bidang pengembangan organisasi, manejemen, kesehatan atau kedokteran, pendidikan, dan seterusnya. didalam bidang pendidikan penelitian ini bisa dikerjakan pada skala makro maupun mikro. didalam skala mikro contohnya dikerjakan didalam kelas pada saat berjalannya satu aktivitas belajar-mengajar untuk satu pokok bahasan spesifik pada satu mata kuliah. untuk lebih detailnya di bawah ini dapat dikemukan tentang hakikat ptk.

menurut john elliot bahwa yang disebut dengan ptk adalah kajian perihal kondisi sosial dengan maksud untuk menambah mutu tindakan didalamnya ( elliot, 1982 ). semua prosesnya, telaah, diagnosis, rencana, proses, pemantauan, serta dampak menciptakan jalinan yang dibutuhkan pada evaluasi diri dari perubahan profesional. pendapat yang nyaris seirama dikemukakan oleh kemmis serta mc taggart, yang menyebutkan bahwa ptk yaitu satu wujud refleksi diri kolektif yang dikerjakan oleh peserta–pesertanya didalam kondisi sosial untuk menambah penalaran serta keadilan praktik-praktik itu serta pada kondisi area dikerjakan praktik-praktik tersebut ( kemmis serta taggart, 1988 ).

menurut carr serta kemmis seperti yang diambil oleh siswojo hardjodipuro, dikatakan bahwa yang disebut dengan arti ptk yaitu satu wujud refleksi diri yang dikerjakan oleh beberapa partisipan ( guru, siswa atau kepala sekolah ) didalam kondisi-situasi sosial ( terhitung pendidikan ) untuk melakukan perbaikan rasionalitas serta kebenaran ( a ) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dikerjakan dijalankan sendiri, ( b ) pengertian tentang praktik-praktik ini, serta ( c ) kondisi-situasi ( serta lembaga-lembaga ) area praktik-praktik tersebut dikerjakan ( harjodipuro, 1997 ).

selanjutnya, diterangkan oleh harjodipuro bahwa ptk yaitu satu pendekatan untuk melakukan perbaikan pendidikan melewati pergantian, dengan mendorong beberapa guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, supaya gawat pada praktik tersebut serta supaya akan utuk mengubahnya. ptk bukan hanya mengajar, ptk memiliki arti sadar serta gawat pada mengajar, serta memakai kesadaran gawat pada dirinya sendiri untuk bersiap pada sistem pergantian serta perbaikan sistem evaluasi. ptk mendorong guru untuk berani melakukan tindakan serta berpikir gawat saat mengembangkan teori serta rasional untuk mereka sendiri, serta bertanggung jawab tentang proses tugasnya dengan profesional.

menurut pendapat-pendapat diatas, jelaslah bahwa dikerjakannya ptk yaitu dalam rencana guru bersedia untuk mengintropeksi, bercermin, merefleksi atau mengevalusi dirinya sendiri hingga kemampuannya sebagai seorang guru/pengajar diinginkan cukup professional untuk setelah itu, diinginkan dari peningkatan kekuatan diri tersebut bisa punya pengaruh pada peningkatan mutu anak didiknya, baik didalam segi penalaran ; keterampilan, pengetahuan jalinan sosial ataupun aspek-aspek lain yang berguna untuk anak didik untuk jadi dewasa.

dengan dilaksanakannya ptk, bermakna guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang selalu bersedia menambah mutu kekuatan mengajarnya. usaha peningkatan mutu tersebut diinginkan dikerjakan dengan sistematis, realities, serta rasional, yang dibarengi dengan meneliti seluruh “ aksinya di depan kelas hingga gurulah yang tahu persis kekurangan-kekurangan serta kelebihannya. jika didalam proses “aksi” nya tetap ada kekurangan, dia dapat bersedia mengadakan pergantian hingga didalam kelas sebagai tanggungjawabnya tidak berlangsung permasahan.

menurut uraian diatas bisa diartikan bahwa yang disebut dengan ptk adalah satu penelitian yang dikerjakan dengan sistematis reflektif pada beragam tindakan yang dikerjakan oleh guru yang sekalian sebagai peneliti, sejak disusunnya satu rencana hingga penilaian pada tindakan nyata didalam kelas yang berbentuk aktivitas belajar-mengajar, untuk melakukan perbaikan kondisi evaluasi yang dikerjakan. sesaat itu, dilaksanakannya ptk diantaranya untuk menambah mutu pendidikan atau pangajaran yang diadakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang efeknya diinginkan tak ada lagi persoalan yang mengganjal di kelas.

d. type serta model ptk
sebagai paradigma sesuatu penelitian tersendiri, type ptk mempunyai cii-ciriistik yang relatif agak tidak sama bila dibanding dengan type penelitian yang lain, contohnya penelitian naturalistik, eksperimen survey, kajian isi, dan seterusnya. bila dihubungkan dengan type penelitian yang lain ptk bisa dikategorikan sebagai type penelitian kualitatif serta eksperimen. ptk dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif dikarenakan pada waktu data dianalisis dipakai pendekatan kualitatif, tanpa ada perhitungan statistik. dikatakan sebagai penelitian eksperimen, dikarenakan penelitian ini dimulai dengan rencana, ada perlakuan pada subjek penelitian, serta ada evaluasi pada hasil yang dicapai setelah ada perlakuan. dilihat dari cii-ciriistiknya, ptk sekurang-kurangnya mempunyai cii-ciriistik diantaranya : ( 1 ) didasarkan pada saatlah yang dihadapi guru didalam instruksional ; ( 2 ) ada kolaborasi didalam pelaksanaannya ; ( 3 ) penelitian sekalian sebagai praktisi yang lakukan refleksi ; ( 4 ) mempunyai tujuan melakukan perbaikan serta atau menambah mutu praktek instruksional ; ( 5 ) dikerjakan dalam rencanaian langkah dengan sebagian siklus.

menurut richart winter ada enam karekteristik ptk, yakni ( 1 ) kritik reflektif, ( 2 ) kritik dialektis, ( 3 ) kolaboratif, ( 4 ) efek, ( 5 ) susunan jamak, serta ( 6 ) internalisasi teori serta praktek ( winter, 1996 ). untuk lebih jelasnya, di bawah ini dikemukakan dengan singkat cii-ciriistik ptk tersebut.

kritik refeksi ; di antara langkah didalam penelitian kualitatif biasanya, serta terutama ptk adalah ada usaha refleksi pada hasil observasi tentang latar serta aktivitas satu aksi. cuma saja, didalam ptk yang disebut dengan refleksi adalah satu usaha evaluasi atau penilaian, serta refleksi ini butuh ada usaha kritik hingga dimungkinkan pada taraf evaluasi pada perubahan-perubahan.
kritik dialektis ; karenanya adan kritik dialektif diinginkan penelitian bersedia lakukan kritik pada fenomena yang ditelitinya. setelah itu peneliti dapat bersedia lakukan kontrol pada : ( a ) konteks jalinan dengan menyeluruh yang disebut satu unit meskipun bisa dipisahkan dengan jelas, serta, ( b ) susunan kontradiksi internal, -maksudnya di balik unit yang jelas, yang sangat mungkin ada kecenderungan alami pergantian walau suatu hal yang ada di balik unit tersebut berbentuk stabil.
kolaboratif ; didalam ptk dibutuhkan hadirnya satu kerja sama juga dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan seterusnya. kesemuanya itu diinginkan bisa jadikan sumber data atau data sumber. kenapa demikianlah ? oleh dikarenakan pada hakikatnya kedudukan peneliti didalam ptk adalah sisi dari kondisi serta kondisi dari satu latar yang ditelitinya. peneliti bukan sekedar sebagai pengamat, namun dia juga terlibat segera didalam satu sistem kondisi serta kondisi. wujud kerja sama atau kolaborasi diantara beberapa bagian kondisi serta kondisi tersebut yang mengakibatkan satu sistem bisa berjalan. kolaborasi didalam peluang ini adalah berbentuk sudut pandang yang disampaikan oleh tiap-tiap kolaborator. setelah itu, sudut pandang ini dikira sebagai andil yang amat mutlak didalam usaha pemahaman pada beragam persoalan yang nampak. karenanya, peneliti dapat berlaku bahwa tak ada sudut pandang dari seseorang yang bisa dipakai untuk mengerti suatu hal masalah dengan tuntas serta dapat dibanding dengan sudut pandang yang berasal ; dari beragam pihak. tetapi demikianlah beroleh beragam pandangan daripada kolaborator, peneliti terus sebagai profil yang mempunyai, kewenangan serta tanggung jawab untuk memastikan apakah sudut pandang dari kolaborator dipergunakan atau tidak. oleh sebab itu, sdapat dikatakan bahwa fungsi kolaborator hanya sebagai pembantu didalam ptk ini, bukan hanya sebagai yang demikian memastikan pada pelaksaanan serta sukses tidaknya penelitian.
efek ; karenanya ada ciri efek diinginkan serta dituntut supaya peneliti berani mengambil efek, terlebih pada saat sistem penelitian berjalan. efek yang barangkali ada salah satunya ( a ) melesetnya hipotesis serta ( b ) ada tuntutan untuk lakukan satu transformasi. setelah itu, melewati keterlibatan didalam sistem penelitian, aksi peneliti kemungkinan dapat alami pergantian pandangan dikarenakan ia melihat sendiri ada diskusi atau pertentangan dari beberapa kalaborator serta setelah itu mengakibatkan pandangannya beralih.
susunan jamak ; biasanya penelitian kuantitatif atau tradisional berstruktur tunggal dikarenakan ditentukan oleh nada tunggal, penelitinya. walau demikian, ptk mempunyai susunan jamak dikarenakan jelas penelitian ini berbentuk dialektis, reflektif, partisipasi atau kolaboratif. susunan jamak ini terkait dengan pandangan bahwa fenomena yang di teliti mesti termasuk seluruh komponen pokok agar berbentuk komprehensif. satu perumpamaan, kalau yang di teliti yaitu kondisi serta kondisi sistem belajar-mengajar, kondisinya mesti meliputi sekurang-kurangnya guru, siswa, tujuan pendidikan, tujuan evaluasi, hubungan belajar-mengajar, lulusan atau hasil yang dicapai, dan seterusnya.

internalisasi teori serta praktik ; menurut pandangan beberapa pakar ptk bahwa pada teori serta praktik bukan hanya adalah dua dunia yang berbeda. walau demikian, keduanya adalah dua step yang tidak sama, yang saling bergantung, serta keduanya berperan untuk beri dukungan tranformasi. pendapat ini tidak sama dengan pandangan beberapa pakar penelitian konvesional yang berasumsi bahwa teori serta praktik adalah dua perihal yang terpisah. keberadaan teori diperuntukkan praktik, demikian juga sebaliknya hingga keduanya bisa dipakai serta dikembangkan berbarengan.
menurut uraian diatas, jelaslah bahwa wujud ptk betul-betul tidak sama dengan wujud penelitian yang lain, baik itu penelitian yang memakai paradigma kualitatif ataupun paradigma kualitatif. oleh sebab itu, keberadaan wujud ptk tak perlu lagi diragukan, terlebih sebagai usaha memperkaya khasanah aktivitas penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan taraf keilmiahannya.

e. type penelitian tindakan kelas
ada empat type ptk, yakni : ( 1 ) ptk diasnogtik, ( 2 ) ptk partisipan, ( 3 ) ptk empiris, serta ( 4 ) ptk eksperimental ( chein, 1990 ). untuk lebih jelas, tersebut dikemukakan dengan singkat tentang keempat type ptk tersebut.
ptk diagnostik ; yang disebut dengan ptk diagnostik adalah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah satu tindakan. didalam perihal ini peneliti mendiagnosia serta memasuki kondisi yang ada didalam latar penelitian. sebagai perumpamaannya adalah jika peneliti berusaha mengatasi perselisihan, pertengkaran, konflik yang dikerjakan antar siswa yang ada di satu sekolah atau kelas.
ptk partisipan ; satu penelitian dikatakan sebagai ptk partisipan adalah jika orang yang dapat melaksanakan penelian mesti terlibat segera didalam sistem penelitian sejak awal s/d hasil penelitian berbentuk laporan. karena, sejak penencanan panelitian peneliti selalu terlibat, setelah itu peneliti memantau, mencacat, serta menghimpun data, lantas menganalisa data dan berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya.
ptk partisipasi bisa juga dikerjakan di sekolah seperti halnya perumpamaan pada butir a diatas. cuma saja, disini peneliti dituntut keterlibatannya dengan segera serta terus-menerus sejak awal hingga berakhir penelitian.
ptk empiris ; yang disebut dengan ptk empiris adalah jika peneliti berusaha melaksanakan suatu hal tindakan atau aksi serta membukakan apa yang dikerjakan serta apa yang berlangsung sepanjang aksi berjalan. pada prinsipnya sistem penelitinya sudi dengan penyimpanan catatan serta pengumpulan pengalaman penelti didalam pekerjaan sehari-hari.
ptk eksperimental ; yang dikategorikan sebagai ptk eksperimental adalah jika ptk diadakan dengan berusaha mengaplikasikan beragam tehnik atau kiat dengan efisien serta efektif didalam satu kegiatam belajar-mengajar. didalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan ada kian lebih satu kiat atau tehnik yang ditetapkan untuk meraih satu tujuan instruksional. dengan diterapkannya ptk ini diinginkan peneliti bisa memastikan cara mana yang sangat efisien dalam rencana untuk meraih tujuan pengajaran.

f. model-model penelitian tindakan kelas

ada sebagian model ptk yang hingga saat ini kerap dipakai didalam dunia pendidikan, diantaranya : ( 1 ) model kurt lewin, ( 2 ) model kemmis serta mc taggart, ( 3 ) model john elliot, serta ( 4 ) model dave ebbutt.

model kurt lewin ; di depan telah disebutnya bahwa ptk pertama kali diperkenalkan oleh kurt lewin pada th. 1946. rencana inti ptk yang diperkenalkan oleh kurt lewin adalah bahwa didalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yakni : ( 1 ) rencana ( planning ), ( 2 ) aksi atau tindakan ( acting ), ( 3 ) observasi ( observing ), serta ( 4 ) refleksi ( reflecting ) ( lewin, 1990 ). sesaat itu, empat langkah didalam satu siklus yang dikemukakan oleh kurt lewin tersebut oleh ernest t. stringer dielaborasi lagi jadi : ( 1 ) rencana ( planning ), ( 2 ) proses ( implementing ), serta ( 3 ) penilaian ( evaluating ) ( ernest, 1996 ).
model john elliot ; jika dibanding dua model yang telah diutarakan diatas, yakni model kurt lewin serta kemmis-mctaggart, ptk model john elliot ini terlihat lebih detil serta rinci. dikatakan demikianlah, oleh dikarenakan didalam tiap-tiap siklus dimungkinkan terdiri dari sebagian aksi yakni pada 3-5 aksi ( tindakan ). sesaat itu, tiap-tiap aksi kemungkinan terdiri dari sebagian langkah, yang terealisasi didalam wujud aktivitas belajar-mengajar. maksud disusunnya dengan terperinci pada ptk model john elliot ini, agar ada kelancaran yang lebih tinggi pada taraf-taraf didalam pelaksanan aksi atau sistem belajar-mengajar. setelah itu, diterangkan juga olehnya bahwa terincinya tiap-tiap aksi atau tindakan hingga jadi sebagian langkah oleh dikarenakan satu pelajaran terdiri dari sebagian subpokok bahasan atau materi pelajaran. didalam kenyataan praktik di lapangan tiap-tiap pokok bahasan umumnya tidak akan dikerjakan didalam satu langkah, namun dapat dikerjakan didalam sebagian rupa tersebut yang mengakibatkan john elliot menyusun model ptk yang tidak sama dengan skematis dengan ke-2 model pada mulanya, yakni seperti dikemukakan di bawah ini.
siklus proses ptk

g. proses penelitian tindakan kelas

banyak model ptk yang bisa diadopsi serta diimplementasikan didunia pendidikan. tetapi dengan singkat, pada prinsipnya ptk terdiri dari 4 ( empat ) bagian dasar yang saling berkenaan serta berkaitan : ( 1 ) rencana ( planning ), ( 2 ) proses ( acting ), ( 3 ) pengamatan ( observing ), serta ( 4 ) refleksi ( reflecting ).

tetapi pada mulanya, bagian ini dimulai oleh satu bagian pra ptk, yang meliputi :

identifikasi masalah
kajian masalah
rumusan masalah
rumusan hipotesis tindakan
bagian pra ptk ini amat esensial untuk dikerjakan sebelum saat satu gagasan tindakan disusun. tanpa bagian ini satu sistem ptk dapat kehilangan arah serta makna sebagai satu penelitian ilmiah. sebagian pertanyaan yang bisa diserahkan manfaat menuntut proses bagian ptk yaitu sebagai di bawah ini.

apa yang memprihatinkan didalam sistem evaluasi ?
kenapa perihal itu berlangsung serta apa penyebab ?
apa yang bisa dikerjakan serta bagaimana caranya menangani keprihatinan tersebut ?
bukti-bukti apa saja yang bisa dihimpun untuk menolong melacak fakta apa yang berlangsung ?
bagaimana cara menghimpun bukti-bukti tersebut ?
lantas, bagian pra ptk ini sebenarnya satu reflektif dari guru pada masalah yang ada dikelasnya. masalah ini pastinya bukan hanya berbentuk individual pada salah seorang murid saja, tetapi lebih adalah masalah umum yang berbentuk klasikal, contohnya kurangnya semangat belajar di kelas, rendahnya mutu daya serap klasikal, dan sebagainya.

berangkat dari hasil proses bagian pra ptk inilah satu gagasan tindakan dibikin.

rencana tindakan ; menurut pada identifikasi masalah yang dikerjakan pada step pra ptk, gagasan tindakan disusun untuk menguji dengan empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. gagasan tindakan ini termasuk seluruh langkah tindakan dengan rinci. semua kepentingan proses ptk, dimulai dari materi/bahan ajar, gagasan pengajaran yang termasuk metode/ tehnik mengajar, dan tehnik atau instrumen observasi/ evaluasi, disiapkan dengan masak pada step rencana ini. didalam step ini butuh juga diperhitungkan semua hambatan yang barangkali timbul pada waktu step implementasi berjalan. dengan lakukan antisipasi kian lebih diinginkan proses ptk bisa berjalan dengan baik cocok dengan hipotesis yang sudah ditentukan.
proses tindakan ; step ini adalah implementasi ( proses ) dari seluruh gagasan yang sudah dibikin. step ini, yang berjalan didalam kelas, yaitu realisasi dari semua teori pendidikan serta tehnik mengajar yang sudah disediakan pada mulanya. beberapa langkah yang dikerjakan guru sudah pasti merujuk pada kurikulum yang berlaku, serta akhirnya diinginkan berbentuk peningkatan efektifitas keterlibatan kolaborator sebatas untuk menolong si peneliti agar bisa lebih mempertajam refleksi serta evaluasi yang dia kerjakan pada apa yang berlangsung dikelasnya sendiri. didalam sistem refleksi ini semua pengalaman, pengetahuan, serta teori evaluasi yang dikuasai serta relevan.

pengamatan tindakan ; aktivitas observasi dikerjakan berbarengan dengan proses tindakan. data yang dihimpun pada step ini diisi perihal proses tindakan serta gagasan yang telah dibikin, dan efeknya pada sistem serta hasil intruksional yang dihimpun dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. pada step ini butuh memperhitungkan pemakaian sebagian type instrumen ukur penelitian manfaat keperluan triangulasi data. saat melaksanakan observasi serta evaluasi, guru tidak mesti bekerja sendiri. didalam step observasi ini guru dapat dibantu oleh pengamat dari luar ( sejawat atau ahli ). dengan kehadiran orang lain didalam penelitian ini, ptk yang dikerjakan jadi berbentuk kolaboratif. cuma saja pengamat luar tidak bisa terlibat terlampau didalam serta mengintervensi pada pengambilan ketentuan tindakan yang dikerjakan oleh peneliti. ada empat metode observasi, yakni : observasi terbuka ; observasi terlalu fokus ; observasi terstruktur serta dan observasi sistematis.
sebagian prinsip yang perlu dipenuhi didalam observasi, salah satunya : ( a ) ada rencana pada dosen/guru dengan pengamat ; ( b ) konsentrasi observasi mesti ditetapkan berbarengan ; ( c ) dosen/guru serta pengamat membangun persyaratan berbarengan ; ( d ) pengamat mempunyai keterampilan mengamati ; serta ( e ) balikan hasil pengamatan diberikan dengan segera. adapun keterampilan yang perlu dimiliki pengamat salah satunya : ( a ) hindari kecenderungan untuk membuat penafsiran ; ( b ) ada keterlibatan keterampilan antar pribadi ; ( c ) berencana skedul kegiatan kelas ; ( d ) umpan balik tidak kian lebih 24 jam ; ( d ) catatan mesti cermat serta sistemaris
refleksi pada tindakan ; bagian ini adalah bagian untuk mengolah data yang didapat waktu dikerjakan pengamatan. data yang didapat lantas ditafsirkan serta dicari eksplanasinya, dianalisis, serta disintesis. didalam sistem pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti halnya pada waktu observasi. keterlebatan kolaborator sebatas untuk menolong peneliti agar bisa lebih tajam lakukan refleksi serta evaluasi. didalam sistem refleksi ini semua pengalaman, pengetahuan, serta teori instruksional yang dikuasai serta relevan dengan tindakan kelas yang dikerjakan pada mulanya, jadi bahan pertimbangan serta perbandingan hingga bisa ditarik satu rangkuman yang mantap serta sahih. sistem refleksi ini memegang peran yang amat mutlak didalam memastikan satu kesuksesan ptk. dengan satu refleksi yang tajam serta terpecaya dapat didapat satu masukan yang amat bernilai serta akurat untuk penentuan langkah tindakan setelah itu. refleksi yang tidak tajam dapat berikan umpan balik yang misleading serta bias, yang selanjutnya mengakibatkan kegagalan satu ptk. sudah pasti kandungan ketajaman sistem refleksi ini ditentukan oleh kejataman serta keragaman instrumen observasi yang digunakan sebagai usaha triangulasi data. observasi yang cuma mengunakan satu instrumen saja. dapat membuahkan data yang miskin. adapun untuk meringankan didalam refleksi dapat juga ditampilkan kelebihan serta kekurangan tiap-tiap tindakan serta ini jadikan dasar rencana siiklus setelah itu. proses refleksi diusahakan tidak bisa kian lebih 24 jam berarti demikian selesai observasi segera diselenggarakan refleksi berbarengan kolaborator.
demikian, dengan total keempat bagian didalam ptk ini membentuk satu siklus. siklus ini lantas diikuti oleh siklus-siklus lain dengan bersinambungan seperti sesuatu spiral.

kapan siklus-siklus tersebut berakhir ? pertanyaan ini cuma bisa dijawab oleh si peneliti sendiri. bila dia telah jadi senang pada hasil yang dicapai didalam satu aktivitas ptk yang dia kerjakan, maka dia dapat mengakhiri siklus-siklus tersebut. setelah itu, dia dapat lakukan satu identifikasi masalah lain serta lantas diikuti oleh tahapan-tahapan ptk baru manfaat melacak jalan keluar dari masalah tersebut.


Share this article :

Berlangganan via Email

Berlangganan Lewat Email !
Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke email anda!


 
Support : Bayani Education | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Bayani Education - All Rights Reserved
Tempat Belajar Online Di Indonesia Bayani Education