Sebagai
fuqoha’ dalam mengemukakan hakekat perkawinan hanya menonjolkan aspek lahiriyah
yang bersifat normatif. Seolah-olah akibat sahnya sebuah perkawinan hanya
sebatas timbulnya kebolehan terhadap sesuatu yang sebelumnya sangat dilarang,
yakni berhubungan badan antara laki-laki dengan perempuan. Dengan demikian yang
menjadi inti pokok pernikahan itu adalah akad (pernikahan) yaitu serah terima
antara orang tua calon mempelai wanita dengan calon mempelai laki-laki.
